Serangan udara dari Pakistan menyebabkan kerusakan di kawasan permukiman di Jammu, India. (KO/GETTY IMAGES)
KANAL ONE, - India dan Pakistan akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata penuh dan segera, mengakhiri salah satu eskalasi kekerasan terburuk antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut dalam lebih dari dua dekade.
Kesepakatan ini dicapai setelah perundingan intensif yang dimediasi oleh Amerika Serikat, dengan keterlibatan langsung Presiden Donald Trump, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Wakil Presiden JD Vance.
“India dan Pakistan telah sepakat untuk gencatan senjata penuh dan segera setelah perundingan panjang yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Saya mengucapkan selamat kepada kedua negara atas penggunaan akal sehat dan kecerdasan tinggi dalam menyelesaikan konflik ini.”Seperti dikKutipan dari laporan The Sun, Sabtu 10 Mei 2025.
Presiden Trump, melalui jejaring sosial Truth Social miliknya, menyampaikan ucapan selamat kepada kedua negara atas “penggunaan akal sehat dan kecerdasan tinggi” dalam menyelesaikan krisis.
Kesepakatan ini mencakup penghentian total permusuhan di sepanjang Garis Kontrol (LoC) dan perbatasan internasional.
Kedua negara berkomitmen untuk tidak melakukan serangan lebih lanjut dan menjaga ketenangan di wilayah perbatasan. Sebagai bagian dari langkah diplomatik lanjutan, Pakistan membuka kembali ruang udaranya, sementara India menutup sementara 32 bandara di wilayah utara sebagai tindakan pencegahan.
Reaksi internasional terhadap kesepakatan ini sangat positif. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyambut baik perjanjian ini dan memuji pendekatan diplomatik yang berhasil menghindari perang terbuka.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan agar momentum ini digunakan untuk menciptakan perdamaian jangka panjang.
Negara-negara anggota G7 serta China juga menyuarakan dukungannya terhadap kesepakatan damai tersebut dan meminta kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan provokatif di masa depan.
Meski demikian, tantangan ke depan tetap besar. Ketegangan politik dan militer belum sepenuhnya reda, dan kedua negara masih saling menuduh terkait pelanggaran hak asasi manusia dan serangan terhadap warga sipil.
Konflik terbaru ini dipicu oleh serangan militan pada 22 April 2025 di Pahalgam, Jammu dan Kashmir, yang menewaskan 27 orang, termasuk 25 wisatawan Hindu dan seorang wisatawan Kristen.
Serangan tersebut memicu respons militer dari India yang menargetkan infrastruktur militan di wilayah Pakistan, yang kemudian dibalas oleh serangan lintas perbatasan oleh militer Pakistan. Ketegangan memuncak dengan jatuhnya pesawat India, yang diklaim oleh pihak Pakistan.
Penulis: KO_05
Editor: Zet
Komentar0
Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.