GpYlTUY0GpOiTSGlBSAlTSG0TY==

Tragedi Pemuda Bireuen Aceh: Dianiaya Oknum Anggota TNI, Menangis Minta Uang Rp50 Juta, Nyawa Tidak Tertolong


Kolase Korban Imam Masykur dan terduga pelaku penganiyaan Praka RM (internet/KO)

KANAL ONE, ACEH - Seorang warga Bireuen, Aceh bernama Imam Masykur (25) menangis ketika menelpon kerabatnya, meminta bantuan uang Rp50 juta rupaih karena tidak tahan terus mendapat siksaan, dari oknum anggota TNI Praka RM berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.

Tangis ketakutan Imam Masykur ini disebar akun Instagram @rakan_aceh. Dalam keterangan unggahan itu, korban disebut sempat menelepon keluarganya dan minta dikirimkan yang sebesar Rp50 juta. Disebutkan pula bahwa jika uang terlambat dikirim, korban akan dibunuh.

Baca Juga: Razia Hiburan Malam, Polresta Mataram Sita Ribuan Botol Miras

Benar saja, permintaan uang tersebut tidak dapat dipenuhi, sehingga Imam Masykur (25) akhirnya pulang ke Bireuen tanpa nyawa.

Jenazah Imam Masykur datang bersama surat penyerahan jenazah yang diterbitkan oleh Polisi Militer Kodam Jaya, Praka RM berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.

"Dia melakukan aksi penculikan dan penganiayaan bersama dua temannya," demikian keterangan dalam unggahan itu.

Keluarga korban meminta aparat penegak hukum agar mengusut tuntas kasus menimpa Imam, serta memproses terduga pelaku dengan hukum seadil-adilnya.

“Saya minta kepada aparat penegak hukum dapat memberi hukuman seberat-beratnya kepada pelaku,” kata Fauziah, Ibu kandung korban kepada seperti dikutip dari HabaAceh.id, Minggu 27 Agustus 2023.

Fauziah meceritakan, awalnya pada 12 Agustus 2023 sang anak menghubungi dan mengabarkan dirinya telah ditangkap dan dimintai uang tebusan sebanyak Rp 50 juta.

“Mama kirim uang Rp 50 juta, saya tidak tahan lagi dipukul, mama kirim uang Rp50 juta dan kemudian telponnya langsung terputus,” ujarnya.

Baca Juga: Pembunuhan Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta, Pelayat Sampaikan Belasungkawa

Kemudian, Fauziah kembali mencoba menghubungi Imam, namun di balik sambungan telpon itu yang menjawab adalah terduga pelaku.

"Saat itu pelaku mengatakan, kalau Ibu sayang anak kirim duit Rp 50 juta. Ia saya segera kirim tapi anak saya jangan dipukul lagi, dan saya usahakan uangnya. Lalu, pelaku menjawab kalau ibu sayang anak segera mengirim uang dan kalau tidak dikirim anak ibu saya bunuh dan saya buang ke sungai. Di saat itu saya katakan lagi, tunggu dulu saya cari dulu duitnya ke orang karena saya tidak ada duit,” cerita Fauziah.(KO_01)



Komentar0

Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.

Cari Berita Lain di Google News
@tagarlombok