Pascasarjana UIN Mataram Selenggarakan Seminar Internasional Bersama Profesor dari Universitas Malaya Malaysia Membincang Studi Islam di Timur Tengah dan Barat
KANAL ONE, MATARAM - Program Studi (Prodi) Doktor Studi Islam (S3 SI) sebagai salah satu prodi baru yang dikelola Pascasarjana UIN Mataram sebagai motivasi terselenggaranya seminar internasional yang bertemakan “Islamic Studies in the West and the East : Contemporary Challenges”, pada hari Senin, 29 Juli 2024, mulai pukul 14.00 – 17.00 Wita di Aula Pascasarjana kampus 1 UIN Mataram.
Hadir sebagai pembicara, Prof. Dr. Rahimin Afandi bin Abdul Rahim, Guru Besar di Universitas Malaya, Malaysia, dan Prof. Mohamad Abdun Nasir, MA., Ph.D., Wakil Direktur dan Guru Besar Pascasarjana UIN Mataram. Bertindak sebagai moderator, Dr. Dahlia Hidayati. M.Fil. I., dosen Pascasarjana UIN Mataram.
Turut hadir dalam acara Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag, Rektor UIN Mataram, Ketua Senat Prof. Dr. Drs., TGH. MS. Udin, BA., M.Ag., Direktur Pascasarjana UIN Mataram, Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi, M.A., para Dekan dan guru besar di lingkungan UIN Mataram, para Kaprodi di lingkungan Pascasarjana UIN Mataram, para dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan Pascasarjana UIN Mataram.
Sebagai tuan rumah, Direktur Pascasarjana UIN Mataram menyampaikan selamat datang kepada pembicara dari Malaysia, Prof. Rahimin Afandi yang secara khusus menyempatkan diri untuk mengunjungi Lombok dan menyampaikan materi tentang Islamologi di Arab dan Eropa.
“Ini adalah kesempatan emas bagi civitas akademika Pascasarjana UIN Mataram untuk bertukar ilmu melihat kajian Islam dengan beragam keilmuan dalam konteks global. Di negara kita Indonesia, Studi Islam menjadi studi yang penting, dikarenakan telah menjadi kebutuhan bagi umat Islam terutama dalam konteks akademik yang dipelajari di UIN, IAIN, dan STAIN seperti di kampus kita UIN Mataram. Banyak intelektual Muslim Indonesia dari PTKIN yang studi di negara-negara Barat dan Timur Tengah berimplikasi pada corak studi Islam di Nusantara. Itulah kenapa seminar ini menjadi penting kita laksanakan”, jelas Pak Direktur.
Tidak lupa Pak Direktur menyampaikan terimakasih kepada Bapak Rektor, "Terima kasih kepada Rektor UIN Mataram atas support yang terus menerus, hingga segala kegiatan dapat terselenggara sebagai mana mestinya." Ungkapnya.
Sebelum membuka acara secara resmi, Prof. Masnun Tahir, M.Ag, Rektor UIN Mataram yang juga Ketua Forum Rektor PTKIN se-Indonesia mengucapkan terima kasih kepada pemateri dan berharap kepada Pascasasarjana agar kegiatan-kegiatan akademik internasional tetap ditingkatkan. Acara hari ini menjadi bukti bahwa kerjasama internasional berjalan dengan baik. Pak Rektor pun memeberikan apresiasinya. “Terima kasih serta selamat dan sukses kepada seluruh Civitas Akademik Pascasarjana UIN Mataram yang sudah menyelenggarakan kegiatan akademik seperti ini” ucapnya.
Selain itu, paparan studi Islam di berbagai belahan duni menjadi inti sambutan Rektor sebagai opening remark. Prof. Masnun memandang perkembangan kajian Islam di Timur dan Barat, di zaman kontemporer. Khususnya di Barat dimulai dengan bagaimana kajian Islam atau dalam hal ini Islamic Studies yang diposisikan sebagai bagian dari Orientalisme. Belakangan, dimunculkan istilah‚ Post-Orientalisme sebagai respon sarjana Barat terhadap perdebatan Orientalisme. Dan perkembangan orintalisme beriringan dengan semakin banyaknya sarjana oreintalis modern Barat yang lahir dari pusat-pusat pendidikan di Barat. Seperti biasa di bagian lain sambutan, beliau selalu berhasil menyegarkan suasana dengan joke-joke cerdasnya.
Gayung bersambut, Prof. Rahimin Afandi memulai pembicaraan dengan otoritas pusat Studi Islam di Barat sebagai pusat orintalisme dilakukan dalam bentuk regional studies, pusat kajian bahasa Arab dan agama, pusat kajian dialog peradaban dan pusat kajian Keislaman. Dan terus mengalami perkembangan yang pesat diakrenakan dukungan biaya dari kerjaan Barat dan Islam, juga karena menjadi Pusat perlindungan pelarian politik tokoh-sarjana islam dan orientalisme di Barat memiliki reputasi yang baik di mata dunia karena selalu merujuk pada sesuatu yang memiliki otoritatif. Bahkan koleksi manuskript Melayu dikumpul oleh kolonial British dan Belanda di Musium British dan Leiden.
Lanjutnya, keberadan studi Islam di Barat berdampak positif bagi dunia Islam diantaranya Islam semakin terbuka terhadap perubahan, sehingga tidak terbelakang. Kendati demikian tidak terbebas dari dampak negatif seperti Islam terpapar cara berfikir Barat beralih dari world view Islam ke word view Barat tentunya dapat bertentangan motivasi Berislam seperti beranggapan konsep Islam sudah primitif, menentang integrase, mendukung skuler ataupun liberal.
Prof. Nasir sebagai pemeteri kedua mempertajam eksistensi studi Islam dengan mencoba menjawab pertanyaan yang berkembang tentang Islamic Studies, seperti bagaimana Islam dikaji oleh Muslim dan Non Mulim, bagaimana relevansi Islam dengan Sains modrn dan banyak pertanyaan lain yang serupa terus berkembang. Prof. Nasir memaparkan dinamika dan trend Islamic studies yang sedikit banyak menjawab pertanyaan tersebut, terlihat dialektika berfikir Keislaman tertama di kalangan orientalis Barat, dan berfikir Keislaman sebagai bentuk doktirin keagamaan di kalangan Muslim Timur Tengah.
Dinamika studi Islam memang selalu menarik dibahas karena agama terus berkembang beriringan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, diantara sebagai alasan cara meamjukan Islam dengan motivasi tammdun, tsaqafah, al-hadarah dengan derivasinya yang menujukkan Islam tidak boleh terbelakang.
Selanjutnya Dr. Dahlia Hidayati. M.Fil. I. sebagai moderator memberikan kesempatan kepada para hadirin dan mahasiswa pascasarjana untuk bertanya dan mendiskusikan berbagai aspek terkait Islamic studies dan orientalis yang telah dijelaskan kedua pemateri. Dan hadirin antusias memberikan pertanyaan. Seminar internasional diakhiri dengan sesi foto bersama.
Penulis: KO_03
Editor: Hadi
Komentar0
Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.