GpYlTUY0GpOiTSGlBSAlTSG0TY==

TGB Soal Pemimpin Dua Periode, Acip : Masih Debatable dan Paradoks


KANAL ONE, MATARAM - Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perindo NTB, M. Nasib Ikroman menyebut pandangan Tuan Guru Bajang (TGB) H.M Zainul Majdi soal urgensi kepemimpinan dua periode yang disampaikan dalam podcast di SuaraNTB, Sabtu (2/11/2024) kemarin masih debatable dan paradoks.

Acip sapaan akrab M. Nasib Ikroman menilai pernyataan TGB tersebut masih bisa diperdebatkan atau Debatable. Disisi lain pandangan itu juga dianggapnya menjadi paradoks, karena TGB pernah menghentikan langkah calon petahana Gubernur NTB H.L Serinata pada pilkada 2008 lalu yang baru menjabat satu periode.

"Dan soal dua periode kepemimpinan yang disampaikan TGB tentu saja debatable. Dalam konteks TGB sendiri juga demikian, relevan jika melihat sukses TGB memimpin NTB dua periode. Namun, tentu paradoks ketika dalam hal, TGB menghentikan langkah petahana H. Lalu Serinata yang baru satu periode memimpin," kata Achiv melalui sebuah tulisan opini berjudul Podcat, Paradoks dan Politik yang diterima kanalone, Senin (4/11/2024).



Diterangkan Acip c
atatan atas paradoks tersebut adalah TGB bijak dalam hal pentingnya keberlanjutan pembangunan, sejumlah agenda besar masa H.L. Serinata dituntaskan, bahkan menjadi salah satu prioritas, misalnya pemindahan bandara dan RSU Provinsi NTB.

"Bahkan, dalam kasus RSUP, seluruh Master Plan hingga DED (detail engineering design) yang dibuat Gubernur H.L Serinata juga dituntaskan," tulisnya.

Kondisi itu lanjut Anggota DPRD NTB ini justru tidak terjadi pada Gubernur pasca TGB. Sejumlah program unggulan yang digagas TGB seperti wisata halal dan Islamic Center ditelantarkan.

"Seperti paparan TGB dalam podcast tersebut, justru Gubernur pasca TGB. Sejumlah program pokok TGB ditelantarkan begitu saja, seperti, moslem friendly tourism yang sudah mendapat pengakuan dunia dan Islamic Center yang sudah menjadi ikon dan pusat kegiatan membangun peradaban masyarakat," paparnya.

Diakhir tulisan itu Acip mengajukan sebuah pertanyaan, Apakah tidak ada keberlanjutan di Rohmi-Firin?

"Mungkin terlalu klise dan mengada-ada untuk dijawab," tutupnya.

Selain soal urgensi kepemimpinan dua periode, Acip juga merespon narasi politik dalam beberapa hari terakhir ini dengan menduga ada pihak yang sengaja melakukan Fait Accompli atas pernyataan TGB dalam podcast tersebut, baik itu soal arah dukungan TGB di Pilgub NTB maupun terkait pernyataan TGB soal NWDI tidak mendukung Rohmi - Firin.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (PB NWDI) TGB H.M Zainul Majdi menyampaikan pandangannya soal urgensi kepemimpinan dua periode ketika menjawab pertanyaan wartawan SuaraNTB dalam sebuah acara podcast terkait pilihan politiknya.

TGB menyampaikan alasannya mendukung kepemimpinan dua periode, berangkat dari basis pengetahuan dan pengalamannya yang pernah menjadi Gubernur NTB dua periode (2008-2018). Dimana seorang pemimpin kata TGB membutuhkan waktu dua periode untuk menuntaskan ikhtiar membangun kemaslahatan masyarakat yang lebih baik.

"Bagi saya setiap keputusan itu harus berbasis pada pengetahuan dan pengalaman. Berdasarkan pengetahuan, data survei dimana-mana ya, pemimpin itu butuh rentang waktu, dalam bahasa kita dua periode. Untuk apa, untuk menuntaskan apa yang sudah mulai dibangun. Karena kalau tidak tuntas masyarakat yang akan rugi," ungkap TGB dalam podcast Suara NTB pada Sabtu 2 November 2024.

Dalam kesempatan itu TGB juga kembali menegaskan bahwa NWDI secara keorganisasian maupun kelembagaan tidak pernah mendukung Rohmi - Firin.

"Jadi memang faktanya adalah bahwa NWDI sebagai organisasi itu tidak mendukung Rohmi - Firin sebagai pasangan calon Gubernur. Tidak pernah ada dukungan itu," jelasnya.

Penulis : Dedy Soe
Editor    : Dedy Soe

Komentar0

Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.

Cari Berita Lain di Google News
@tagarlombok