Peringati Sumpah Pemuda, Densus 88 Gandeng Rumah Moderasi UIN Mataram Untuk Komitmen Kebangsaan
KANAL ONE, MATARAM - Peringatan Sumpah Pemuda menjadi wadah untuk pelaksanaan refleksi tentang spirit generasi muda dimasa lalu dengan konteks masa kini dan masa depan. Masalalu tentang sumpah pemuda adalah api semangat membara untuk sebuah visi kebangsaan Indonesia yang lahir dari semangat para pemudanya di tahun 1928.Konteks kekiniannya melahirkan gagasan untuk generasi muda dalam mengisi reformasi dan kemajuan demokrasi Indonesia dimasa sekarang yang akan datang.
Melihat pentingnya refleksi tersebut, Detasemen Khusus 88 Kepolisian Republik Indonesia A.T Nusa Tenggara Barat menggelar diskusi bersama Rumah Moderasi Beragama UIN Mataram terkait dengan gejala dan bahaya terorisme dikalangan Mahasiswa dan pemuda yang berlangsung di Sekretariat RMB UIN Mataram. Turut hadir yakni dari Densus 88 yakni Ahmad Rijal dan Berlian, sedangkan dari Rumah Moderasi Beragama UIN Mataram hadir Abdul Hadi Sukmana Koordinator Kajian, Fathurrahman Koordinator Media, M. Suryadi Anggota Koordinator Media dan Lukman Nulhakim Anggota Koordinator Media, serta melibatkan unsur Mahasiswa UIN Mataram.(27/10/2025)
Koordinator Media Fathurrahman menyampaikan dalam diskusi tersebut bahwa ia merasa bahagia dan berterima kasih kepada Densus 88 atas kehadirannya di Rumah Moderasi Beragama UIN Mataram. Karena sejatinya apapun yang menjadi kepentingan Negara khusus pemerintah, Kepolisian RI hingga masyarakat adalah menjadi kepentingan RMB UIN Mataram, termasuk didalamnya tentang komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap adat istiadat lokal masyarakat Indonesia khususnya NTB.
“Saya ucapkan selamat datang di Rumah Moderasi Beragama UIN Mataram, dan terima kasih kami sampaikan kepada sahabat-sahabat Densus 88 bisa hadir ditempat ini. Kita tentu tahu bersama bahwa kepentingan RMB UIN Mataram dan Densus 88 tetap sama yakni bagaimana kita mampu hadir untuk menjembatani kepentingan Negara yang didalamnya ada pemerintah, polisi, dan masyarakat Indonesia. Jelas kami telah berkomitmen untuk menjaga cita-cita merawat NKRI. Kami punya jalan kerja dengan menganut prinsip komitmen kebangsaan, menjaga toleransi, anti terhadap segala bentuk tindakan kekerasan, dan tentunya kami jelas menjunjung tinggi kearifan lokal adat istiadat bangsa Indonesia. Itu kami pasti, dan yakinkan kepada Negara,” ungkap mantan aktivis PMII tersebut.
Anggota Densus 88 Ahmad Rijal juga dengan tegas menyampaikan dalam sambutannya bahwa kehadirannya untuk dapat memberikan informasi terkait tentang bagiamana tantangan kebangsaan dan kebhinekaan di era saat ini. Termasuk di dalamnya adalah tindakan terror, atau menguatnya faham-faham radikal atas nama kepentingan kelompoknya saja, yang jelas bukan berdasarkan tujuan ajaran agama. Ini bisa saja terjadi di dalam kampus yang berlabel agama atau umum. Oleh karenanya tentu membutuhkan mitigasi secepat mungkin kepada Mahasiswa dan pemuda agar tidak terjerumus ke faham-faham radikal tersebut. Semua agama tidak ada satupun yang mengajarkan tentang bom bunuh diri, kekerasan, apalagi membunuh sesame manusia.
“Saya hanya ingin menyampaikan bahwa disekeliling kita memiliki kemungkinan untuk bertumbuh kembangnya faham terorisme. Nusa Tenggara Barat masih ada kelompok yang senang dengan tindakan terror, atau menguatnya faham-faham radikal atas nama kepentingan kelompoknya saja, dan yang jelas saya yakin itu bukan berdasarkan tujuan ajaran agama. Ini bisa saja terjadi di dalam kampus yang berlabel agama atau umum. Oleh karenanya kita tentu membutuhkan mitigasi secepat mungkin kepada Mahasiswa dan pemuda agar tidak terjerumus ke faham-faham radikal tersebut melalui sosialisasi ataupun diskusi seperti ini. Semua agama saya yakin tidak ada satupun yang mengajarkan tentang bom bunuh diri, kekerasan, apalagi membunuh sesame manusia.” Tegas anggota asal NTB tersebut.
Penulis: KO_05
Editor: Red


Komentar0
Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.