Oleh : Suaeb Qury
Wakil Sekretaris PW NU Prov NTB
Wakil Sekretaris PW NU Prov NTB
Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80 bukan hanya momentum mengenang sejarah panjang perjuangan bangsa, tetapi juga kesempatan untuk meneguhkan arah pembangunan nasional. Di era Presiden Prabowo Subianto, perayaan kemerdekaan semakin bermakna karena selaras dengan program prioritas pemerintah, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak Indonesia.
Kualitas sumber daya manusia (SDM) masih menjadi pekerjaan rumah besar bangsa. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan prevalensi stunting nasional masih di angka 21,6%. Meski menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan target 14% pada 2024.
Di sisi lain, Global Talent Competitiveness Index 2023 menempatkan Indonesia pada peringkat 69 dari 134 negara dalam hal daya saing talenta. Posisi ini menandakan bahwa Indonesia belum sepenuhnya siap bersaing di kancah global jika kualitas kesehatan, pendidikan, dan kecerdasan generasi mudanya tidak ditingkatkan secara serius.
MBG sebagai Jawaban Konkret
Melihat kondisi tersebut, Presiden Prabowo Subianto menjadikan MBG (Makan Bergizi Gratis) sebagai salah satu program unggulan pemerintah. Program ini ditargetkan menjangkau lebih dari 80 juta peserta didik di seluruh Indonesia, mulai dari tingkat PAUD hingga SMA, serta anak-anak di pesantren.
Tujuan MBG jelas dan strategis: memperbaiki status gizi anak-anak Indonesia, meningkatkan konsentrasi belajar, serta memperkuat kesehatan generasi muda. Dengan demikian, program ini bukan hanya kebijakan populis, tetapi juga investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.
Dalam pandangan Islam memberi makan bagi setia orang,anak terlantar fakir miskin maupun kaum dhuafa adalah tanggung jawab negara. Agama manapun mengatur menguktumatum bagi setiap otang atau krelompok yang membiarkan orang kelaparan atau miskin.
Dalam Al-Quran dijelaskan dalam beberapa ayat tentang memberi makan bagi setiap orang, maka tidaklah heran negara hadir menjalankan kewajibannya. Sebagaimana dijelaskan dalam alquran diantaranya;
Berikut beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang menyebutkan tentang memberi makan;
1. *QS. Al-Ma'un (107:3)*: "Dan (tidak) memerintahkan memberi makan orang miskin."
2. *QS. Al-Balad (90:14-15)*: "Atau memberi makan pada hari kelaparan, (15) kepada anak yatim yang dekat kerabat."
3. *QS. Al-Insan (76:8)*: "Dan mereka memberi makan orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan."
4. *QS. Al-Baqarah (2:177)*: "Bukanlah kebajikan menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan budak."
Ayat-ayat ini menekankan pentingnya memberi makan orang miskin dan mereka yang membutuhkan sebagai bagian dari kebajikan dan keimanan.
Presiden Prabowo dalam salah satu pidatonya menegaskan, “Bangsa yang kuat harus dimulai dari generasi yang sehat. Tidak ada kedaulatan tanpa rakyat yang bergizi baik, berpendidikan, dan memiliki karakter kebangsaan yang kokoh.” Pesan ini selaras dengan visi Indonesia Emas 2045, yang menargetkan Indonesia menjadi negara maju tepat pada usia 100 tahun kemerdekaannya.
Perayaan HUT RI ke-80 dapat menjadi ajang penting untuk memperkuat implementasi MBG di masyarakat. Di samping upacara bendera dan berbagai lomba khas 17 Agustusan, kegiatan tambahan bisa diarahkan pada kampanye gizi seimbang, sosialisasi pentingnya sarapan sehat, pemeriksaan kesehatan gratis, hingga lomba-lomba edukatif seputar pola hidup sehat.
Dengan begitu, masyarakat tidak hanya merayakan kemerdekaan secara seremonial, tetapi juga mendapatkan manfaat langsung dalam bentuk pengetahuan, layanan kesehatan, dan dukungan nyata terhadap program pemerintah.
Momentum 80 tahun Indonesia merdeka seyogianya dijadikan titik balik: bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya bebas dari penjajahan, tetapi juga terbebas dari ketertinggalan, kemiskinan, dan rendahnya kualitas hidup. MBG merupakan instrumen penting dalam perjuangan baru ini perjuangan untuk melahirkan generasi sehat, cerdas, dan tangguh menghadapi kompetisi global.
Jika dijalankan konsisten, MBG tidak hanya menurunkan angka stunting, tetapi juga mencetak generasi produktif yang siap membawa Indonesia berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar. HUT RI ke-80 menjadi momen tepat untuk menegaskan komitmen itu, bahwa bangsa ini tidak hanya merayakan usia, melainkan juga menyiapkan masa depan.
HUT RI ke-80 bukan sekadar pesta rakyat, melainkan momentum kebangsaan yang harus diarahkan untuk memperkuat kualitas generasi muda. Dengan menjadikan MBG sebagai prioritas, pemerintah telah menunjukkan keberpihakan nyata kepada masa depan bangsa.
Membangun Indonesia Emas 2045 membutuhkan generasi yang sehat jasmani, cerdas intelektual, dan kuat karakter. Perayaan kemerdekaan yang diiringi dengan implementasi MBG akan memastikan bahwa cita-cita besar itu bukan sekadar slogan, melainkan visi yang bisa dicapai bersama.
Komentar0
Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.