![]() |
Ketua Pengurus Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Mataram , I Putu Eka Widiantara pegang megaphone |
KANAL ONE, MATARAM - Ketua Pengurus Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Mataram , I Putu Eka Widiantara menyampaikan keprihatinan mendalam dan mengecam keras tindakan represif aparat keamanan terhadap Ketua PD KMHDI Lampung, I Nengah Candra Irawan, saat menyuarakan hak-hak petani singkong dalam aksi damai yang digelar di Provinsi Lampung pada senin, 5 Mei 2025.
Aksi tersebut merupakan bagian dari perjuangan mahasiswa dan rakyat dalam memperjuangkan keadilan agraria, khususnya bagi petani singkong yang mengalami ketimpangan dan ketidakadilan struktural. Namun ironisnya, aspirasi yang disampaikan secara damai justru dibalas dengan kekerasan.
Ketua PC KMHDI Mataram, I Putu Eka Widiantara menegaskan keprihatinannya atas Tindakan refresif aparat yang mencederai semangat demokrasi.
"Lucunya aparat di negara yang katanya demokratis, menyuarakan hak dianggap berbahaya, berpikir dikira memberontak. Sejak kapan mahasiswa yang berdiskusi dan menyampaikan kritik dianggap sebagai ancaman?" ujar eka pada Kanal One (9/5/2025).
Ia juga menilai tindakan aparat tersebut mencerminkan hilangnya akal sehat dan rasa keadilan. Aparat seolah lupa bahwa mahasiswa bukan musuh negara. Mereka tidak membawa senjata, melainkan membawa gagasan dan keberanian untuk menyampaikan kebenaran.
"Aparat pura pura lupa mahasiswa bukan musuh negara. Mahasiswa tidak bawa senjata, hanya suara dan gagasan. Tapi konyolnya, justru itulah yang ditakuti. Kami ingin bertanya, siapa sebenarnya yang separatis? Mahasiswa yang ingin menyuarakan aspirasi atau justru aparat yang sudah hilang rasa keadilan dan akal sehat?" tambahnya.
Lebih lanjut Ketua PC KMHDI Mataram menyayangkan tindakan aparat yang seringkali terlalu keras terhadap aksi damai. Mahasiswa dipukul, diteror, dicap macam-macam. Semua hanya karena mereka berani meyuarakan aspirasi.
"Untuk aparat yang merasa paling kuat, saya menitip pesan untuk kalian semua kalian bisa hentikan aksi, tapi tidak bisa matikan ide. Kalian bisa buat takut hari ini, tapi tidak bisa hentikan kebenaran esok hari.Mahasiswa tidak butuh izin untuk berpikir" tegas eka.
Terkait insiden ini, Ketua PC KMHDI Mataram menyatakan sikap serta menuntut:
1. Hentikan segala bentuk kriminalisasi terhadap mahasiswa.
2. Hormati demokrasi, jangan cuma pamer dengan kuasa yang kalian bisa beli.
Ketua PC KMHDI Mataram menegaskan bahwa pihaknya akan terus bersama rakyat dalam memperjuangkan keadilan. Semakin ditekan, suara kebenaran akan semakin menggema. Jika berpikir dianggap separatis, maka sejatinya bangsa ini sedang disandera oleh ketakutan, bukan dijaga oleh hukum.
Penulis: KO_02
Editor: Hadi
Komentar0
Bebas berkomentar. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia. Link aktif auto sensor.